SBY: Pers Jangan Provokatif

Hadir dalam acara itu Ny Ani Yudhoyono, sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, Panglima TNI Jenderal Agus Suhartono, Ketua Dewan Pers Bagir Manan, dan Gubernur NTT Frans Lebu Raya. Hadir pula sejumlah tokoh pers senior dan pengusaha, seperti Atmakusumah Astraatmadja, Fikri Jufri, August Parengkuan, Tarman Azzam, Sabam Siagian, Dahlan Iskan, dan Chairul Tanjung.

Pada bagian lain pidatonya, Presiden berpesan agar pers dalam liputannya segaris dengan tekad dan komitmen untuk memperkokoh toleransi dan mencegah aksi-aksi yang merusak kerukunan beragama.

Presiden juga menyinggung persoalan aktual berkait dengan amuk massa di Cikeusik, Banten, dan Temanggung, Jawa Tengah. Lebih berat

Sebelumnya, ketika menyampaikan laporannya kepada Presiden, Ketua Panitia HPN sekaligus Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Margiono menyatakan, tanggung jawab pers nasional saat ini justru semakin besar.

Pers nasional harus prihatin bahwa kondisi bangsa ini masih tertinggal dari sahabat-sahabat bangsa lain di sekitarnya. Oleh karena itu, pers nasional diharapkan ikut serta membangun dan mencarikan jalan keluar.

Mengutip pesan dari tokoh pers nasional Jakob Oetama yang baru saja ditemuinya menjelang HPN, Margiono menjelaskan, wartawan pada era sekarang ini sebenarnya sulit. Wartawan tidak bisa lagi melihat sebuah peristiwa sebatas peristiwanya itu sendiri, tetapi harus mendudukkan dalam konteksnya.

Pada bagian lain Margiono menjelaskan, dalam HPN Ke-65 di Kupang, kalangan pers nasional telah melaksanakan konvensi media dengan fokus membangun NTT dan memajukan pers nasional.

Menyangkut pembangunan NTT, melalui forum HPN, Selasa malam, ditandatangani nota kesepahaman antara Pemerintah Provinsi NTT dan Asosiasi Internasional Pengusaha Taiwan untuk investasi 30 juta dollar AS dalam bidang industri peternakan integratif di Pulau Sumba seluas 80.000 hektar dalam tiga tahun dari sekarang.

Sejumlah tokoh pers nasional juga memperoleh penghargaan dari PWI, misalnya Pemimpin Umum Harian Kompas Jakob Oetama mendapat medali emas Spirit Jurnalisme, Sabam Siagian (The Jakarta Post) memperoleh medali emas Persaudaraan Pers, dan Fikri Jufri (pendiri majalah Tempo) mendapat penghargaan sebagai Tokoh Pers Bidang Kompetensi.

Sebelumnya, pada acara resepsi HPN, Selasa malam, Pemprov NTT dan panitia HPN menganugerahkan penghargaan berupa sertifikat dan cincin emas kepada 10 wartawan dan pekerja pers asal NTT yang dinilai berjasa bagi pendidikan masyarakat luas, khususnya masyarakat NTT, di media masing-masing.

Mereka, antara lain, Rikard Bagun (Pemred Kompas), alm Julius Syaranamual (Suara Pembaruan, Surya), Pastor Alex Beding (mantan Pemred Mingguan Dian), alm Valens Doy (Kompas), Frans Padak Demon (Voice of America), Lorens Tato (Media Indonesia), Primus Dorimulu (Investor Daily), dan Peter Rohi (Surya).

Selain itu, PWI juga memberikan penghargaan medali emas Persaudaraan Pers kepada Wakil Perdana Menteri Timor Leste Jose Luis Guterres dan Baharuddin B Reseh dari National Union Journalist of Malaysia.

Pada kesempatan yang sama, panitia HPN juga menganugerahkan Hadiah Adinegoro bagi 10 wartawan.(RZF/ANS/KOR/HRD)

Share to Social Media

Tekan play untuk mengaktifkan fitur baca